tes. . . .tes. . . .ehem....ehem!!!
BismiLLah.......... :p
Tak terasa sudah hampir 4 tahun aku tinggal di kampung orang, banyak cerita yang nantinya akan kukenang *seandainya memori yang dikepalaku ini sebuah flashdisk entah berapa GB yang mesti ku beli untuk menyimpan semua cerita ini. Gembira, sedih, ketawaketiwi, nangis, berantem semua rasa sudah pernah aku cicipi. rasanya berat diri ini untuk meninggalkan kota yang penuh dengan kenangan, aku masih ingin menginjakan kaki disini, masih ingin mengejar cita dan cinta disini. Seandainya aku memang harus benar-benar pergi dari kota ini, butuh waktu yang lama untuk aku kuat berdiri sendiri dikampung halamanku tanpa kehadiran kalian. Jika waktu ini bisa dihentikan atau diperlambat maka aku akan gunakan waktu ini dengan sebaik mungkin, aku akan menghabiskan waktu bersama ::
> ini buat orang yang spesial *SEMPURNAlah dimataku walupun yang sebenernya ga da orang yang sempurna di dunia ini tapi menurut aku dia orang yang semPurna. AGUSTAMI PHONNA:: mungkin kata terima kasih ga cukup lagi buat membalas semua kebaikan kamu ke aku. Hampir 4 tahun kita menjalin hubungan semua udah kita jalanin, seneng susah bersama. Jika nanti aku harus pulang kekampung halamanku, kita harus tetep jaga hati kita jangan kalah dengan jarak, aku yakin kita pasti bisa lewatin itu semua kalau kita berdua yakin!. aku pasti akan kembali ke kota serambi mekkah ini jika KAMU nanti akan menjadi milikku seutuhnya. Kamu adalah sosok lelaki yang tampak luarnya garang tapi mempunyai hati yang tulus. bahagia banget punya kamu. :')
> teman kongkowkongkow (merekalah yang bisa menghilangkan rasa sedih susah karena prinsip kami ada uang gda uang kita tetap senang, ga ada sedihnya klo lagi ngumpul bareng temen kampus selalu ketawa. entah ngomongin orang yang aneh lah, gosip artis lah, banyak cerita deh pokoknya ma kalian. the best buat santetlangopellet *tn prasodjoo sosok cowo yang ga pernah keabisan ide *kak sari langgeng ya kak.... *kak lia jangan ganjen lagi kak *serik jagain lulun yaa.... *faiz semoga dapet hidayah biar feminim dikit :p *rio jangan banyak nangis, jangan kelamaan juga ntar diambil orang. genk 'subur'---- *upa klo mw beli *an*a* palsu bilang-bilang yaa, jangan muna juga klo suka bilang suka *eya semoga dapet hidayah biar pke baju gamis trus *ica langgeng yaaa........ *uli jangan berantem ma sahabat ga baek ituu............. *buat abangabang letting seneng pernah ngerasain ngumpul ma kalian yang penuh dengan lelucon #ga bisa disebutin satu persatu saking banyaknya :D ).
> teman kost ( walaupun di kost kita ini banyak masalah pas ditahun ketiga, tapi saya disini banyak belajar kebersamaan dari kalian semua. Dari yang minta nasi kLo Lagi ga sempet masak, minta kuah kLo mang Lagi ga punya lauk, minta aer minum, tuker-tukeran barang. aku bahagia bisa menikmati hari-hariku bersama kalian semua. Terutama "kak dewi" sebenernya kk baik orang'a tp kk cuek orang'a besok care lagi yaaah :), trus "nana" dia enak sih walaupun kadang-kadang agak nyebelin karena harus ngeladenin dia ngomong trus, ada "maayek" yang suka pinjem barang org tapi klo ga da dia ngangenin juga, "rita" si cewe mood-mood'an yang rempong abis, "mia" cewe kalem yang ga pernah ngerasa berdosa klo abis bertindak, "ria" si ceplas ceplos klo ngomong ga pandang bulu maen hajjAr truS, "ocha" cewe yang punya dunianya tapi unik orangnya, yang terakhir "ida" cewe yang sempat buat onar selama aku tinggal di kost hampir 4 tahun cuma dia yang berani buat masalah sama orang 1 rumah tapi klo dia ga buat onar kami semua ga akan pernah tau sama sifat dia *selalu ada hikmah disetiap peristiwa, DAN yang tidak akan terlupakan ibu, walet kost kami yang udah baik banget sama kami saking baiknya ga aturan yang mengikat kami selama kami tinggal di rumah ibu. thanks udah menjadi ibu 'angkat' buat kami).
> temen kampus: ga bisa diungkapkan dengan kata-kata lagi, BAHAGIA bisa kenal ma kalian. seru walaupun aku ga semua acara yang kalian buat selalu ikutin, tapi aku bangga punya temen kaya kalian *EKP'07.
ade khoiriyanti
Jumat, 15 April 2011
Minggu, 03 Oktober 2010
ade khoiriyanti: Kemiskinan di Banda Aceh
ade khoiriyanti: Kemiskinan di Banda Aceh: "Wed, Sep 23rd 2009, 09:18Turun, Angka Kemiskinan di Banda Aceh BANDA ACEH- Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh dinilai mampu menekan angka k..."
Sabtu, 02 Oktober 2010
Kejahatan di Lintas Banda Aceh - Calang
Sat, Oct 2nd 2010, 11:27
Baut Jembatan USAID Dicuri
* Dua Pelaku Ditangkap Bersama 1,5 Ton Barang Bukti
CALANG – Tindak kejahatan yang dampaknya sangat membahayakan keselamatan masyarakat disinyalir sedang marak di lintas Banda Aceh-Calang. Komplotan penjahat mencuri material (mur dan baut) jembatan, pagar besi pengaman, komponen alat berat, dan rambu-rambu di jalur jalan/jembatan yang didanai USAID tersebut.
Laporan terbaru menyebutkan, menjelang subuh, sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (1/10), rombongan KPA (Komite Peralihan Aceh) dipimpin Muzakkir Manaf yang sedang dalam perjalanan dari Banda Aceh ke Calang memergoki sekelompok orang dengan gerak-gerik mencurigakan di sekitar jembatan USAID di Teumareum (aliran Krueng Lambeusoe), Kecamatan Jaya (Lamno). Bersama komplotan tersebut ada sebuah pikap Suzuki Futura BK 8070 CC.
Didasari kecurigaan itu, salah satu mobil rombongan yang berada di depan menghadang pikap yang sedang memuat material jembatan dan mendekati komplotan yang diperkirakan berjumlah lima orang. “Rombongan semakin curiga karena komplotan tersebut kabur ke dalam semak belukar di sekitar itu,” kata Ketua KPA Aceh Jaya, Bakhtiar Syarbaini kepada Serambi, Jumat (1/10).
Meski sebagian besar pelaku kabur, namun rombongan KPA berhasil membekuk salah satu di antaranya, yang tercatat bernama Razikin (18), warga Lamlhom, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Selanjutnya pihak KPA menyerahkan tersangka bersama barang bukti kepada masyarakat Teumareum dan selanjutnya oleh masyarakat diteruskan ke Polsek Jaya di Lamno.
1,5 ton BB
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Drs Galih Sayudo yang ditanyai Serambi mengatakan, tersangka pencuri mur dan baut jembatan USAID di Desa Teumarem telah diamankan dua orang, yaitu Razikin dan seorang rekannya yang juga dari Aceh Besar bernama Abdul Azis (21). Abdul Azis ditangkap di kawasan Lamno, Jumat (1/10) sore, sekitar pukul 17.15 WIB berdasarkan pengembangan pemeriksaan Razikin.
Menurut Kapolres Aceh Jaya, masih ada empat tersangka lagi yang saat ini sedang diburu oleh tim Polres Aceh Jaya yang langsung dipimpin AKBP Galih. Sedangkan barang bukti yang sudah diamankan terdiri atas satu unit pikap BK 8070 CC serta material jembatan (mur/baut) seberat 1,5 ton. “Kedua tersangka yang sudah kita amankan sedang diperiksa terus,” kata Kapolres Aceh Jaya.
Komponen alat berat
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Drs Galih Suyodo juga menginformasikan, di lokasi terpisah pada hari yang sama juga dilaporkan terjadi pencurian komponen alat berat (escavator) berupa perangkat elektrik dan panel kontrol milik Ssangyong selaku kontraktor yang sedang mengerjakan proyek jalan dan jembatan USAID. Kasus pencurian itu terjadi Jumat (1/10) sekira pukul 07.WIB pada escavator yang sedang parkir di pinggir jalan Banda Aceh-Calang, kawasan Desa Sayeung, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya.
Kasus pencurian itu diketahui ketika operator akan menghidupkan alat berat tersebut namun komponen elektriknya ternyata sudah raib. Langsung saja kasus itu dilaporkan kepada Mustafa selaku operator utama dan selanjutnya diteruskan ke Polsek Polsek Setia Bakti. “Kasus itu juga sedang kita usut,” kata Galih.
USAID sering lapor
Pihak USAID dalam setiap rapat evaluasi tiga bulan sekali dengan Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Besar, dan Pemkab Aceh Jaya di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh sering melaporkan kasus kehilangan rambu-rambu lalu lintas di jalan dan jembatan, mulai dari Lhoknya, Aceh Besar hingga Lamno, Aceh Jaya, terutama di kawasan Gunong Kulu, Gunong Paro, dan Gunong Geurutee.
Selain rambu, juga terjadi kasus pencurian besi baja pengaman pinggir jalan (gadril). Baik rambu-rambu maupun besi pengaman jalan jalan dan tebing di jalan pegunungan sangat penting untuk keamanan dan keselamatan lalu lintas. Anggota Tim Pengawas Proyek Jalan Banda Aceh-Meulaboh dari Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Aceh, Samsul mengatakan, menanggapi kasus itu, pihak USAID meminta Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Besar, dan Pemkab Aceh Jaya mengusut dan menangkap pelaku pencurian yang dampaknya sangat membahayakan keselamatan masyarakat.
Kadis Bina Marga dan Cipta Karya Aceh, Muhyan Yunan mengatakan, jika masalah yang dikeluhkan oleh pihak USAID tersebut tidak ditangani serius oleh aparat keamanan di Aceh, maka dikhawatirkan kejahatan akan meluas, seperti ke material jembatan baja yang telah dibangun USAID dari Lhoknga sampai Calang sebanyak 12 unit. “Kalau ini terjadi tentu sangat mengecewakan pihak USAID selaku penyandang dana. Kita dinilai tidak bisa menjaga apa yang telah diberikan oleh bangsa lain,” ujar Muhyan.
Baik Muhyan maupun Samsul menduga, maraknya aksi pencurian material jembatan, rambu-rambu, dan gadril jalan karena harga jualnya mahal sebab terbuat dari baja dan alumunium tebal. Harga jual besi jenis ini mencapai lebih Rp 2.000 atau empat kali lipat dari besi biasa.
Pihak USAID menegaskan, mencuri rambu-rambu, pengaman jalan, dan material jembatan masuk dalam tindakan kriminal berat dan sudah sepantasnya pelaku diganjar hukuman yang seberat-beratnya untuk memberikan efek jera, baik kepada yang bersangkutan atau yang lainnya yang berniat melakukan kejahatan serupa. “Maraknya kejahatan ini karena pelakunya baru sedikit yang kasusnya sampai ke pengadilan dan dihukum berat,” ujar Samsul dibenarkan Muhyan Yunan.
Laporan terbaru menyebutkan, menjelang subuh, sekitar pukul 03.00 WIB, Jumat (1/10), rombongan KPA (Komite Peralihan Aceh) dipimpin Muzakkir Manaf yang sedang dalam perjalanan dari Banda Aceh ke Calang memergoki sekelompok orang dengan gerak-gerik mencurigakan di sekitar jembatan USAID di Teumareum (aliran Krueng Lambeusoe), Kecamatan Jaya (Lamno). Bersama komplotan tersebut ada sebuah pikap Suzuki Futura BK 8070 CC.
Didasari kecurigaan itu, salah satu mobil rombongan yang berada di depan menghadang pikap yang sedang memuat material jembatan dan mendekati komplotan yang diperkirakan berjumlah lima orang. “Rombongan semakin curiga karena komplotan tersebut kabur ke dalam semak belukar di sekitar itu,” kata Ketua KPA Aceh Jaya, Bakhtiar Syarbaini kepada Serambi, Jumat (1/10).
Meski sebagian besar pelaku kabur, namun rombongan KPA berhasil membekuk salah satu di antaranya, yang tercatat bernama Razikin (18), warga Lamlhom, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Selanjutnya pihak KPA menyerahkan tersangka bersama barang bukti kepada masyarakat Teumareum dan selanjutnya oleh masyarakat diteruskan ke Polsek Jaya di Lamno.
1,5 ton BB
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Drs Galih Sayudo yang ditanyai Serambi mengatakan, tersangka pencuri mur dan baut jembatan USAID di Desa Teumarem telah diamankan dua orang, yaitu Razikin dan seorang rekannya yang juga dari Aceh Besar bernama Abdul Azis (21). Abdul Azis ditangkap di kawasan Lamno, Jumat (1/10) sore, sekitar pukul 17.15 WIB berdasarkan pengembangan pemeriksaan Razikin.
Menurut Kapolres Aceh Jaya, masih ada empat tersangka lagi yang saat ini sedang diburu oleh tim Polres Aceh Jaya yang langsung dipimpin AKBP Galih. Sedangkan barang bukti yang sudah diamankan terdiri atas satu unit pikap BK 8070 CC serta material jembatan (mur/baut) seberat 1,5 ton. “Kedua tersangka yang sudah kita amankan sedang diperiksa terus,” kata Kapolres Aceh Jaya.
Komponen alat berat
Kapolres Aceh Jaya, AKBP Drs Galih Suyodo juga menginformasikan, di lokasi terpisah pada hari yang sama juga dilaporkan terjadi pencurian komponen alat berat (escavator) berupa perangkat elektrik dan panel kontrol milik Ssangyong selaku kontraktor yang sedang mengerjakan proyek jalan dan jembatan USAID. Kasus pencurian itu terjadi Jumat (1/10) sekira pukul 07.WIB pada escavator yang sedang parkir di pinggir jalan Banda Aceh-Calang, kawasan Desa Sayeung, Kecamatan Setia Bakti, Aceh Jaya.
Kasus pencurian itu diketahui ketika operator akan menghidupkan alat berat tersebut namun komponen elektriknya ternyata sudah raib. Langsung saja kasus itu dilaporkan kepada Mustafa selaku operator utama dan selanjutnya diteruskan ke Polsek Polsek Setia Bakti. “Kasus itu juga sedang kita usut,” kata Galih.
USAID sering lapor
Pihak USAID dalam setiap rapat evaluasi tiga bulan sekali dengan Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Besar, dan Pemkab Aceh Jaya di Gedung Serbaguna Kantor Gubernur Aceh sering melaporkan kasus kehilangan rambu-rambu lalu lintas di jalan dan jembatan, mulai dari Lhoknya, Aceh Besar hingga Lamno, Aceh Jaya, terutama di kawasan Gunong Kulu, Gunong Paro, dan Gunong Geurutee.
Selain rambu, juga terjadi kasus pencurian besi baja pengaman pinggir jalan (gadril). Baik rambu-rambu maupun besi pengaman jalan jalan dan tebing di jalan pegunungan sangat penting untuk keamanan dan keselamatan lalu lintas. Anggota Tim Pengawas Proyek Jalan Banda Aceh-Meulaboh dari Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Aceh, Samsul mengatakan, menanggapi kasus itu, pihak USAID meminta Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Besar, dan Pemkab Aceh Jaya mengusut dan menangkap pelaku pencurian yang dampaknya sangat membahayakan keselamatan masyarakat.
Kadis Bina Marga dan Cipta Karya Aceh, Muhyan Yunan mengatakan, jika masalah yang dikeluhkan oleh pihak USAID tersebut tidak ditangani serius oleh aparat keamanan di Aceh, maka dikhawatirkan kejahatan akan meluas, seperti ke material jembatan baja yang telah dibangun USAID dari Lhoknga sampai Calang sebanyak 12 unit. “Kalau ini terjadi tentu sangat mengecewakan pihak USAID selaku penyandang dana. Kita dinilai tidak bisa menjaga apa yang telah diberikan oleh bangsa lain,” ujar Muhyan.
Baik Muhyan maupun Samsul menduga, maraknya aksi pencurian material jembatan, rambu-rambu, dan gadril jalan karena harga jualnya mahal sebab terbuat dari baja dan alumunium tebal. Harga jual besi jenis ini mencapai lebih Rp 2.000 atau empat kali lipat dari besi biasa.
Pihak USAID menegaskan, mencuri rambu-rambu, pengaman jalan, dan material jembatan masuk dalam tindakan kriminal berat dan sudah sepantasnya pelaku diganjar hukuman yang seberat-beratnya untuk memberikan efek jera, baik kepada yang bersangkutan atau yang lainnya yang berniat melakukan kejahatan serupa. “Maraknya kejahatan ini karena pelakunya baru sedikit yang kasusnya sampai ke pengadilan dan dihukum berat,” ujar Samsul dibenarkan Muhyan Yunan.
serambinews.com
Kemiskinan di Banda Aceh
Wed, Sep 23rd 2009, 09:18
Turun, Angka Kemiskinan di Banda Aceh
BANDA ACEH- Pemerintah Kota (Pemkot) Banda Aceh dinilai mampu menekan angka kemiskinan. Dari 45 ribu warga miskin dalam satu rumah tangga (RT) pascatsunami, yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak, turun menjadi 1.592 RT, selama tiga tahun terakhir. Turunnya angka kemiskinan secara signifikan itu ditunjang oleh pelatihan ketrampilan yang diberdayakan oleh hampir seluruh instansi di jajaran Pemkot Banda Aceh.
Menurut keterangan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Kadin Sosnaker) Kota Banda Aceh, Purnama Karya, yang ditanyai Serambi kemarin, angka kemiskinan di Banda Aceh, dilihat dari 14 indikator lokal yang disepakati yakni, tidak mempunyai mata pencaharian tetap, dan pendidikan rendah. Di samping itu, indikator lain kata Purnama, lantai rumah beralaskan tanah, penghasilan di bawah 900 ribu per bulan, serta hanya mampu berobat di tingkat Puskesmas. “Kemiskinan juga kadang disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang tidak jalan. Misalnya ada komoditi. Tapi, tidak ada tempat pemasarannya,” sebut Purnama.
Disebutkan, penyebab seseorang itu tetap dalam belenggu kemiskinan, faktor yang paling dominan yakni, cara pandang dan kebiasaan atau kultur. Sehingga kebiasaan itu berdampak buruk terhadap bagi diri dan keluarganya. “Selama tiga tahun terakhir ini, Dinsosnaker Kota Banda Aceh telah melahirkan 175 orang yang dilatih menjahit dan reparasi sepeda motor. Ini belum termasuk dinas lain di Banda Aceh, yang masing-masing itu, juga memiliki program pengentasan kemiskinan,” ungkap Purnama.
Sehingga angka kemiskinan dari 45 ribu RT pascatsunami yang miskin, sudah dapat ditekan menjadi 1.592 RT. “Kami menargetkan angka kemiskinan ini dapat berkurang dari tahun ke tahun, sehingga berkurang dan menjadi hanya 8 persen dari seluruh warga Kota Banda Aceh,” ungkap Purnama, seraya menyebutkan hal itu butuh waktu.
Menurut keterangan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Kadin Sosnaker) Kota Banda Aceh, Purnama Karya, yang ditanyai Serambi kemarin, angka kemiskinan di Banda Aceh, dilihat dari 14 indikator lokal yang disepakati yakni, tidak mempunyai mata pencaharian tetap, dan pendidikan rendah. Di samping itu, indikator lain kata Purnama, lantai rumah beralaskan tanah, penghasilan di bawah 900 ribu per bulan, serta hanya mampu berobat di tingkat Puskesmas. “Kemiskinan juga kadang disebabkan oleh aktifitas masyarakat yang tidak jalan. Misalnya ada komoditi. Tapi, tidak ada tempat pemasarannya,” sebut Purnama.
Disebutkan, penyebab seseorang itu tetap dalam belenggu kemiskinan, faktor yang paling dominan yakni, cara pandang dan kebiasaan atau kultur. Sehingga kebiasaan itu berdampak buruk terhadap bagi diri dan keluarganya. “Selama tiga tahun terakhir ini, Dinsosnaker Kota Banda Aceh telah melahirkan 175 orang yang dilatih menjahit dan reparasi sepeda motor. Ini belum termasuk dinas lain di Banda Aceh, yang masing-masing itu, juga memiliki program pengentasan kemiskinan,” ungkap Purnama.
Sehingga angka kemiskinan dari 45 ribu RT pascatsunami yang miskin, sudah dapat ditekan menjadi 1.592 RT. “Kami menargetkan angka kemiskinan ini dapat berkurang dari tahun ke tahun, sehingga berkurang dan menjadi hanya 8 persen dari seluruh warga Kota Banda Aceh,” ungkap Purnama, seraya menyebutkan hal itu butuh waktu.
serambinews.com
Langganan:
Komentar (Atom)